Satker Perbenihan dan
Budidaya Ikan Air Tawar (PBIAT) Janti di Desa Janti, Kecamatan
Polanharjo, terus meningkatkan budidaya benih ikan nila merah larasati.
Satker
di bawah naungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah itu
sudah mampu menghasilkan sekitar 500.000 ekor benih ikan nila merah
setiap bulan.
Koordinator Satker
PBIAT Janti Toni Kuswoyo menuturkan, peminat benih larasati tidak hanya
datang dari Klaten maupun Solo raya, namun juga berasal dari Pati,
Demak, Kendal, Semarang, Purwodadi, Wonosobo hingga Pacitan.
“Kalau
dulu pembelinya itu dari delapan desa di Kecamatan Karanganom, Tulung,
Polanharjo yang menjadi pengembangan Minapolitan, sekarang sudah
merambah hingga di luar eks Karisidenan Surakarta. Mungkin jumlah
produksi di balai benih setempat kurang, sehingga larinya ke sini,”
tuturnya Kamis (29/12/2017).
Toni melanjutkan, untuk pembelian benih,
pihaknya menerapkan jadwal bergiliran bagi pembeli benih larasati
maupun induk ikan nila jantan (Pandu) dan nila betina (Kunti).
“Khusus
pembeli di bawah 10.000 ekor, kita layani Rabu dan Sabtu. Sedangkan
pembeli diatas 10.000 ekor bisa Selasa atau Jumat. Karena kalau
dilakukan secara bersamaan, justru kami yang pusing. Dan yang pasti
harus datang sejak pukul 08.00 pagi,” jelasnya.
Mengenai harga, menurut Toni, per ekor
Larasati berukuran 3-5 centimeter (cm) dipatok Rp 55, ukuran 5-8 cm
sebesar Rp 80, dan Rp 43 untuk ukuran 1-3 cm.
Sedangkan
induk nila jantan dan betina dengan berat berkisar 200 gram per ekor
dijual paketan. Hanya merogoh kocek Rp 3,3 juta, pembeli bisa membawa
pulang 100 ekor Pandu dan 300 Kunti.
(Copy: Joglosemar)
minta no Wa nya?
BalasHapuspengen cek lokasi