Tim SAR Gabungan Telah Menemukan Dua Pendaki Tersesat Di Gunung Merbabu

 
Tim SAR gabungan mengevakuasi dua pendaki Gunung Merbabu, Jawa Tengah, yang hilang sejak hari Minggu (14/5/2017) lalu. Salah satu pendaki ditemukan dengan beberapa luka namun dalam kondisi selamat. Keduanya ditemukan di tebing jurang.

Kepala Basarnas Jateng, Agus Haryono, mengatakan dua survivor tersebut ditemukan tim SAR pukul 09.15 WIB pagi tadi. Proses evakuasi dilakukan menggunakan alat karena mereka berada di tebing atau tanah miring dekat jurang di wilayah Watu Gubug.

"Hingga kini informasi dari tim di lapangan upaya proses evakuasi sedang dilakukan tim SAR gabungan mengingat kondisi penemuan korban berada di perengan (tebing) jurang," kata Agus, Selasa (16/5/2017).

Dua survivor yang ditemukan tersebut atas nama Angga Wahyu Setiawan (16) dan Inggil Pangestu (16). Keduanya merupakan warga Ngetak Mulyo 3, Kuto Winangun, Salatiga.

"Satu korban atas nama Inggil dikabarkan mengalami luka di beberapa bagian tubuh sehingga harus mendapatkan pertolongan medis untuk turun, sementara satu survivor lainnya atas nama Angga dalam kondisi fisik masih sehat," jelasnya.

Sementara itu Komandan Basarnas di lapangan, Hardi Amanurijal, mengatakan mereka sebenarnya satu rombongan terdiri dari 12 orang saat mendaki pada hari Sabtu (13/5) lalu. Mereka berangkat dari Salatiga pukul 16.00 WIB, tiba di lokasi base camp Dusun Cuntel, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan sekitar pukul 19.30 WIB.

"Kemudian melanjutkan mendaki dan pada pukul 24.00 WIB mereka sampai di pos tiga Gunung Merbabu," kata Hardi.

Keesokan harinya mereka sampai di pos empat. Di sana Inggil dan Angga beristirahat sedangkan teman-temannya melanjutkan pendakian. Ketika rombongan yang sampai di puncak turun, Inggil dan Angga mendahului ke basecamp Cuntel.

Namun ketika rombongan 10 orang itu tiba di basecamp Cuntel, ternyata Inggil dan Angga tidak ditemukan. Teman-temannya ada yang sempat mendengarkan teriakan Inggil yang mengatakan ia tersesat. Namun Inggil tidak lagi menjawab ketika teman-temannya berteriak. Saat itu kondisi berkabut dan ponsel tidak berfungsi.

"Kedua survivor tersebut ditemukan oleh tim yang melakukan penyisiran via Barat dari jalur Tekelan. Lebih lanjut penemuan korban sendiri berada di daerah Watu Gubug," terang Hardi.

Related Posts:

Akan Ada Didneyland Di Kota susu Boyolali


 
Pemerintah Kabupaten Boyolali di Jawa Tengah serius mendukung rencana pembangunan wahana hiburan, Disneyland senilai Rp 6 triliun di wilayahnya. Kehadiran taman rekreasi sekelas yang ada di Hong Kong atau Jepang ini, diharapkan bisa menarik hingga 2 juta turis bertandang ke Boyolali.

Bupati Boyolali Seno Samodro mengaku, pembangunan Disneyland di Boyolali membutuhkan lahan seluas 100 hektare (ha). Dengan daya tampung parkir kendaraan mencapai 22 ribu mobil.

"September atau Oktober mulai bangun. Pembanguan dua-tiga tahun. Nanti namanya bukan Disneyland, ada tiga opsi (nama yang sedang dibahas),"

Seno menuturkan, kebutuhan pendanaan proyek taman rekreasi Disneyland sekitar Rp 6 triliun dari investor asing. "Franchise 23 persen Disney, lalu ada Universtal Studio, dan lainnya. Saya tidak hafal," dia menambahkan.

Bukan tanpa alasan pemerintah kabupaten Boyolali membuka peluang investasi pariwisata, salah satunya pembangunan Disneyland. Seno berambisi meniru pariwisata di Spanyol untuk menggaet jumlah turis sebanyak-banyaknya, minimal dua kali lipat dari basis penduduk Boyolali yang saat ini kurang dari satu juta jiwa.

"Dampaknya (ada Disneyland) banyak buat Boyolali. Diharapkan kayak Spanyol, di mana jumlah turisnya dua kali lipat dari jumlah penduduk. Artinya Boyolali juga diharapkan bakal dikunjungi minimal dua juta turis dari berbagai negara," Seno menerangkan.

Related Posts:

Terdengar Suara Dentuman Dari Gunung Merapi


Suara dentuman dari arah Gunung Merapi ternyata tak hanya didengar warga kecamatan Musuk. Suara yang terdengar mulai Senin hingga Selasa (20-21/2/2017) pagi tersebut juga didengar warga Desa Tlogolele, kecamatan Selo.

Belum diketahui pasti sumber suara dentuman keras tersebut. Sejauh ini, dentuman tersebut diduga akibat adanya guguran atau suara petir di Merapi. Hal ini juga diungkapkan relawan Jaringan Informasi Lintas (Jalin) Merapi, Mujianto.

Menurut Mujianto, dari pengalaman selama ini, suara dentuman tersebut merupakan hal yang biasa. Biasanya, dentuman tersebut terdengar saat terjadi guguran material dari puncak Merapi. “Bisa juga dari suara petir yang cukup dekat,” terang dia.

Sehingga menurut Mujianto, masyarakat tidak perlu resah dengan suara dentuman tersebut. Menurut dia, perkembangan aktivitas Merapi selalu dipantau dan setiap ada perkembangan, akan langsung disebarkan melalui pos-pos pantau. Sementara hingga saat ini tidak ada laporan terkait hal itu.

Camat Musuk, Totok Eko YP juga berharap warga tak perlu resah dengan suara tersebut. Apalagi dari informasi yang didapatnya informasi Gunung Merapi relatif normal.

Pihaknya tetap meminta masyarakat untuk selalu waspada, terutama kondisi tingginya intensitas hujan saat ini yang berpotensi terjadinya bencana, seperti halnya tanah longsor pekan kemarin.(.js)


Related Posts:

Persebi Akan Di Besut pelatih Muda, Ahmad Arif Untuk Mengikuti Ajang Liga Nusantara


Persebi Boyolali akan dibesut Ahmad Arif pada kompetisi Liga Nusantara (Linus) 2017 mendatang. Arif akan didampingi rekan satu timnya kala di Persis Solo musim 2005/2006, Imam Rohmawan.
Duet muda ini menjadi darah baru bagi Persebi, setelah sebelumnya dinahkodai allenatore senior, Sriyatno. Selain Arif dan Imam, pelatih kiper diserahkan pada Jarot.

“Dua musim ini grafik Persebi terus meningkat. Mudah-mudahan musim ini bisa mendapat hasil yang lebih baik. Imam kemarin juga sudah dipanggil ke Boyolali dan menyatakan siap untuk mendampingi saya,” terang Arif kepada Joglosemar, Rabu (25/1/2017) malam.
Terkait seleksi pemain, Arif mengaku timnya sempat menggelar seleksi pada 12 Januari lalu. Seleksi digelar sebagai persiapan mengikuti sebuah turnamen di Karanganyar.

Namun kemudian turnamen yang sedianya digelar di Stadion 45 Karanganyar tersebut batal, Kini, Arif pilih menunggu penetapan regulasi usia pemain di Linus musim ini. Kemungkinan besar hal itu akan menjadi salah satu pembahasan pada musyawarah provinsi (Musprov) PSSI Jawa Tengah di Semarang, 4 Februari mendatang. (.js)


Related Posts:

Pendakian Gunung Prau Ditutup Selama 3 Bulan, Nekat Siap-Siap Kena Denda


Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan Kedu Utara menutup aktivitas pendakian Gunung Prau selama tiga bulan, terhitung 5 Januari hingga 4 April 2017.

"Penutupan di semua jalur pendakian ini atas kesepakatan bersama antara basecamp-basecamp Gunung Prau dengan Perum Perhutani KPH Kedu Utara," ucap Kaur Humas KPH Kedu Utara, Herman Sutrisno di Magelang, Jumat, 6 Januari 2017, seperti dilansir Antara.

Ia menuturkan selama penutupan akan dilaksanakan perbaikan jalur pendakian dan kegiatan penghijauan atau konservasi.

"Bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan konservasi agar berkoordinasi dengan basecamp-basecamp Gunung Prau," kata dia.

Herman menjelaskan, berdasarkan hasil rapat pengelola pendakian Gunung Prau pada 4 Januari 2017 yang dihadiri perwakilan basecamp, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), dan Perum Perhutani KPH Kedu Utara jika ada yang melanggar kesepakatan, akan dikenai sanksi.

Ia menuturkan apabila pendaki naik gunung secara ilegal, mereka akan dikenakan sanksi sebesar Rp 100 ribu per orang. Apabila pendaki naik gunung dengan izin basecamp, dikenakan sanksi bagi basecamp yang mengizinkan Rp 500 ribu per orang yang naik dan bagi pendaki dikenakan sanksi Rp 100 ribu per orang.

Menurut dia pada 6 Januari hingga 5 Februari 2017 masing-masing basecamp melaksanakan perbaikan jalur pendakian. Selanjutnya pada 6 Februari hingga 4 April 2017, masing-masing basecamp akan melaksanakan konservasi bersama.

Ia menuturkan rencana konservasi dengan penanaman tanaman rimba campur, tanaman ekaliptus, dan bintami. Adapun peserta konservasi dari para pegiat alam, tapi jumlah dibatasi. Mereka harus mendaftar dan berkoordinasi dengan basecamp-basecamp Gunung Prau. Kuota antara 150 hingga 200 orang per minggu.

"Kegiatan pada Februari hingga awal April 2017 kegiatan konservasi penanaman tiap minggu disesuaikan dengan waktu libur pegiat alam," tutur Herman.

Herman mengatakan minat pendaki di Gunung Prau belakangan ini cukup ramai. Rata-rata 8.000 orang per bulan melalui beberapa jalur pendakian gunung. Di antaranya, Patakbanteng, Kalilembu, Dwarawati, Wates, Tretep, Kenjuran, dan Pranten.(liputan6)

Related Posts:

Benih ikan Nila Merah Di Janti Mencukupi Kebutuhan Benih Nila Se-Karesidenan Surakarta


Satker Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (PBIAT) Janti di Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, terus meningkatkan budidaya benih ikan nila merah larasati.

Satker di bawah naungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah itu sudah mampu menghasilkan sekitar  500.000 ekor benih ikan nila merah setiap bulan.

Koordinator Satker PBIAT Janti Toni Kuswoyo menuturkan, peminat benih larasati tidak hanya datang dari Klaten maupun Solo raya, namun juga berasal dari Pati, Demak, Kendal, Semarang, Purwodadi, Wonosobo hingga Pacitan.

“Kalau dulu pembelinya itu dari delapan desa di Kecamatan Karanganom, Tulung, Polanharjo yang menjadi pengembangan Minapolitan, sekarang sudah merambah hingga di luar eks Karisidenan Surakarta. Mungkin jumlah produksi di balai benih setempat kurang, sehingga larinya ke sini,” tuturnya Kamis (29/12/2017).

Toni melanjutkan, untuk pembelian benih, pihaknya menerapkan jadwal bergiliran bagi pembeli benih larasati maupun induk ikan nila jantan (Pandu) dan nila betina (Kunti).

“Khusus pembeli di bawah 10.000 ekor, kita layani Rabu dan Sabtu. Sedangkan pembeli diatas 10.000 ekor bisa Selasa atau Jumat. Karena kalau dilakukan secara bersamaan, justru kami yang pusing. Dan yang pasti harus datang sejak pukul 08.00 pagi,” jelasnya.

Mengenai harga, menurut Toni, per ekor Larasati berukuran 3-5 centimeter (cm) dipatok Rp 55, ukuran 5-8 cm sebesar Rp 80, dan Rp 43 untuk ukuran 1-3 cm.

Sedangkan induk nila jantan dan betina dengan berat berkisar 200 gram per ekor dijual paketan. Hanya merogoh kocek Rp 3,3 juta, pembeli bisa membawa pulang 100 ekor Pandu dan 300 Kunti.
 (Copy:  Joglosemar)

Related Posts:

Vultee BT-13 Menjadi Daya Tarik Pengunjung Di Taman Jurug Solo



Sebuah pesawat jenis Vultee BT-13 Valiant buatan Amerika Serikat tahun 1940 kini berdiri kokoh di sudut paling timur Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo. Pesawat yang memiliki berat 1.531 kilogram (kg) itu saat ini menjadi salah satu koleksi yang dimiliki taman satwa itu. Pesawat itu, ditempatkan di Taman Jurug supaya bisa untuk hiburan dan sebagai pengenalan masyarakat terhadap pesawat.

Komandan Lanud Adi Soemarmo Solo Kolonel Nav. Agus Priyanto menyampaikan restorasi pesawat tersebut sangat penting. Ia mengatakan pesawat Vultee BT-13 Valiant itu memiliki nilai sejarah bagi TNI Angkatan Udara. Pesawat yang memiliki panjang 8,87 meter itu telah diperbaiki di Lanud Adi Soemarmo beberapa waktu lalu supaya layak dipajang di tempat wisata.

Direktur Utama (Dirut) TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, menambahkan pesawat Vultee BT-13 Valiant tersebut tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung taman satwa ini. Pesawat itu bisa dimanfaatkan sebagai objek berfoto.
(Copy by surakarta.go.id)

Related Posts:

Pecinta Onthel Kebo Boyolali Selalu Aktif Dalam Hal Sosial Dan Mempromosikan Kota Susu


Di Kota Susu Boyolali, penggemar onthel kebo berkumpul dan diwadahi oleh Komunitas Onthel Kebo Boyolali (Koboy). Koboy sebenarnya sudah ada sejak 2011 dan berawal dari hobi gowes para pemilik onthel kebo. Karena seringnya berinteraksi, 2014 akhirnya mereka mendeklarasikan berdirinya Koboy.

Ketua Umum Koboy Aji Saka mengungkapkan, komunitasnya berdiri karena adanya kesamaan hobi ngonthel dan seringnya berkumpul bersama. Dari situlah muncul ide untuk mendirikan komunitas sebagai wadah para onthelis dalam menggelar sejumlah kegiatan.
“Kita resmi berdiri pada 2014 lalu. Dan bulan November ini kami genap berusia dua tahun. Saat ini kami sudah memiliki anggota 75 orang dan dimungkinkan akan bertambah terus seiring dengan respons positif dari masyarakat. Apalagi kita belum mengakomodir seluruh wilayah Boyolali, anggota itu hanya dari sekitaran kota,” kata Aji belum lama ini.

Menurutnya, anggota Koboy sebagian besar berasal dari Kecamatan Boyolali Kota, Musuk, dan Mojosongo. Sehingga ke depan akan lebih diintensifkan sosialisasi ke kecamatan-kecamatan lain.
Menurut Aji, Koboy bercita-cita ingin menyatukan para onthelis se-Kabupaten Boyolali. Mereka ingin menyamakan visi dan misi serta berperan aktif dalam mempromosikan Boyolali ke luar daerah.
“Kami juga ingin mengajak masyarakat untuk gemar berolahraga dengan menggunakan sepeda tua dan mengurangi polusi udara,” ujarnya.

Selain gowes bareng, Koboy juga sering menyelenggarakan sejumlah acara sosial. Di antaranya program resik-resik kutha yakni memunguti sampah di area Car Free Day (CFD), lingkungan sekitar, hingga ruang terbuka hijau. Dengan kegiatan itu, diharapkan masyarakat semakin antusias untuk bergabung dengan Koboy.

“Kami juga sering kali melakukan kegiatan bakti sosial dengan memberikan santunan kepada anak yatim dan orang jompo,” ungkap Aji.

Program Koboy lainnya yakni mempromosikan objek wisata Boyolali, baik di skala regional, nasional, hingga internasional. Keikutsertaan Koboy dalam ajang “International Becycle” di Bandung pada 6-8 Mei lalu menjadi bukti jika mereka turut aktif mempromosikan Boyolali.

Mereka juga akan kembali menghadiri event bertaraf internasional yang diselenggarakan di Bali pada 2018 mendatang.

Promosi wisata juga Koboy lakukan dengan mengunjungi objek-objek wisata yang ada di Boyolali. Tentunya dengan mengenakan kostum yang menjadi ciri khasnya, sehingga masyarakat mudah mengenali Koboy.

“Bagi yang ingin bergabung, kami adalah komunitas yang terbuka. Asalkan memiliki sepeda onthel kebo dan mau menjaga nama baik komunitas, kami menerimanya,” pungkas Aji.

Related Posts: