Solopos akan menggelar turnamen futsal antar pelajar SMA/MA/SMK sederajat se-Soloraya desember ini


Solopos bakal menggelar turnamen futsal bertajuk Solopos-Futsal Prima Championship 2016 di Pandawa Futsal, Solobaru, Sukoharjo, Sabtu-Minggu, 17-18 Desember 2016 mendatang. Turnamen ini mempertandingan futsal antar pelajar SMA/MA/SMK sederajat se-Soloraya.

“Tujuan ajang ini adalah untuk menyediakan sarana berkompetisi posifit khususnya di kalangan pelajar SMA. Selain itu, memberikan edukasi kepada pelajar pentingnya olahraga serta membudayakannya,” papar Manajer Promosi Solopos, Amir Tohari, kepada Solopos.com, Senin (21/11/2016).

Pendaftaran turnamen ini dibuka mulai 1 November hingga 10 Desember 2016 mendatang di Solopos FM di Griya Solopos Jalan Adi Sucipto no 190 Solo dengan biaya Rp300.000. Sedangkan technical meeting (TM) akan diadakan 15 Desember 2016. Di samping itu, ajang ini memberlakukan sistem gugur.

Mereka yang juara berhak mendapatkan hadiah Senilai Rp2,7 juta. Sedangkan runner up memperoleh Rp2 juta dan posisi ketiga dihadiahi Rp1 juta, serta tempat keempat diberi Rp500.000. Tak hanya tim pemenang, pemain terbaik juga akan menerima hadiah Rp300.000. Sementara untuk suporter terbaik diganjar Rp500.000.

“Segera daftarkan tim sekolah kamu karena ini pesertanya terbatas. Ini sebagai salah satu wadah bagi para pelajar untuk mengembangkan skill mereka di dunia olahraga,” jelasnya.

Related Posts:

Jembatan Golden Gate akan menghiasi kota boyolali, dan termegah di pulau jawa


Bupati Boyolali Seno Samodro kembali membikin gebrakan dengan merancang proyek mercusuar di Kota Susu. Kali ini, Seno akan membikin jembatan termegah di Jawa yang mengadopsi jembatan Golden Gate dari Kota San Francisco, California, Amerika Serikat.

“Kajian sudah. Februari [2017] nanti sudah mulai lelang. Jembatan ini akan menjadi yang termegah di Jawa,” ujar Seno, Bupati boyolali

Seno menjelaskan jembatan tersebut akan dibangun di Boyolali Kota, persisnya sebelah timur tak jauh dari Taman Sono Kridanggo. “Jembatan ini meng-copy Golden Gate San Francisco, lalu sedikit modifikasi. Ini akan menjadi jembatan termegah di Jawa. Tapi jangan dibandingkan dengan Jembatan Suramadu yang menelan dana triliunan itu,” kata dia.

Anggaran untuk membangun jembatan tersebut Rp18 miliar. Selain untuk membangun jembatan, anggaran ini juga untuk membangun trotoar dari kaca.

“Anggaran untuk trotoarnya saja Rp12 miliar. Mahal memang, tapi saya bayar. Trotoar ini akan terbaik se-Indonesia dan belum pernah dimiliki Indonesia,” ujar dia.

Jembatan “Golden Gate” Boyolali diperkirakan sepanjang 700 meter. Jembatan itu dibangun di atas sebuah jalan baru yang kini sedang dipersiapkan. Di bawahnya mengalir sungai bening dan akan menjadi objek wisata baru yang megah.

“Nanti sungai di bawahnya akan diekplorasi menjadi wisata dahsyat. Saya sudah meminta pakar dari IPB, Undip, dan UGM, untuk menggarap konsep sungai dan jalannya. Mereka saya bayar Rp40 juta untuk bikin rancangan, saya yang tinggal jalankan,” terang dia.

Tak hanya itu, sambung Seno, di atas jembatan tersebut akan menjadi objek wisata yang tak kalah mengagumkan. Di sana, akan didirikan sejumlah kafe nonpermanen dari truk kontainer. Kafe-kafe tersebut akan menyediakan hidangan-hidangan khas dan berkualitas.

“Di sana tak boleh ada PKL. Hanya khusus kafe-kafe dari kontainer ala Kota San Francisco itu,” papar dia.

Menurut Seno, pembangunan jembatan Golden Gate ala Boyolali ini akan melengkapi sejumlah pembangunan di sudut-sudut kota. Ia menegaskan meski anggaran untuk membangun jembatan itu cukup besar, proyek tersebut akan memberikan multiplier effects.

“Jembatan ini akan menjadi objek wisata baru. Setiap orang yang datang akan merasa nyaman dan betah. Di sinilah, ekonomi akan berputar,” jelas dia.

Seno mengaku tak mau membikin jembatan yang sekadar untuk lewat orang tanpa memberikan kesan bagi penggunanya. Itulah sebabnya, konsep jembatan yang akan dibangun mengadopsi Golden Gate yang diharapkan akan menarik wisatawan dan menggerakkan ekonomi warga Boyolali.

“Kalau orang lewat jembatan hanya lewat, maka itu jembatan gagal. Tapi kalau orang berhenti, lalu terkagum dan foto selfie, itu baru berhasil,” papar dia.(sp)

Related Posts:

Proyek convention hall dikebut, event perdananya adalah festival musik rock tingkat nasional


Proyek convention hall yang nantinya bernama Balai Sidang Mahesa memasuki tahap akhir. Kendati kontrak proyek tersebut sedianya berakhir 15 Desember mendatang, namun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali akan mempercepat pekerjaan agar selesai sebelum 9 Desember.

“Pada 9 Desember sudah mau dipakai, event perdana di convention hall adalah festival musik rock tingkat nasional,” kata Kabag Pembangunan Setda Boyolali, Ahmad Gozali, saat berbincang dengan S0lopos.com, Kamis (17/11/2016).

Berdasarkan pantauan Solopos.com, pelaksana proyek mulai menyelesaikan bangunan kubah yang merupakan keunikan dari convention hall yang dibangun di wilayah Ngebong, Siswodipuran, Boyolali Kota. Lingkungan di sekitar lokasi proyek juga mulai ditata.

Seperti diketahui, proyek tersebut sudah dibiayai dengan dua tahun anggaran. Tahun 2015, Pemkab Boyolali sudah menghabiskan anggaran Rp7 miliar untuk pembangunan tahap awal.

Tahun ini, alokasi anggaran untuk tahap II mencapai Rp11,27 miliar. Tahun depan, masih ada alokasi anggaran untuk proyek gedung berkapasitas 2.000 orang itu sekitar Rp5 miliar untuk menyelesaikan sebagian pembangunan fisik dan penataan lingkungan.

Kabag Humas dan Protokol Setda Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani, membenarkan sudah ada beberapa event yang disiapkan untuk digelar di convention hall.

“Selain Festival Rock, gedung itu juga akan menjadi lokasi penyelenggaraan ada turnamen bulu tangkis yang diselenggarakan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Boyolali,” kata Wiwis.

Dia menyebut convention hall akan diberi nama Balai Sidang Mahesa. “Nama diberikan langsung oleh Pak Bupati [Seno Samodro]. Untuk makna dibalik nama itu silakan tanya sendiri ke Pak Bupati.”

Event yang diselenggarakan di convention hall itu merupakan rangkaian dari peresmian Balai Sidang Mahesa.  Gedung tersebut akan diresmikan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, pada 20 Desember.

“Puncak acara peresmian gedung kami agendakan bertepatan dengan Hari Ibu, 22 Desember yang akan dihadiri Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa. Dalam kesempatan tersebut Pemkab juga akan menggelar konser musik dengan menghadirkan artis nasional AB Three,” papar Wiwis. (sp)

Related Posts:

Sosialisai Operasi Zebra, Satlantas polres Brebes melakukan mannequin challenge zuper kece


Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Brebes bikin heboh gara-gara video mannequin challenge super kece yang viral di media sosial. Begini gaya mereka saat beraksi.

Banyak yang memuji video ini super keren. Itu karena lokasi pembuatan video ini terlihat sangat luas, dan dengan jumlah peserta yang banyak, baik polisi maupun pengguna jalan raya. Begitu pula dengan kualitas gambar videonya yang terbilang bagus.

Video mannequin challenge yang dibuat oleh Satlantas Polres Brebes ini ber-setting pada Sosialisasi Operasi Zebra Candi 2016. Jadi dalam video tersebut terlihat sejumlah polisi sedang memeriksa kelengkapan para pengguna jalan raya di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Ada dua versi video yang diposting oleh Satlantas Polres Brebes, yaitu versi pendek yang diposting di akun Instagram @satlantasbrebes, lalu ada juga yang diposting di YouTube, yang tautannya dipublikasikan melalui akun Twitter @SatlantasBrebes.

Seperti diketahui manekin adalah boneka berbentuk manusia yang biasa ditemui di etalase toko. Manekin kerap digunakan toko pakaian untuk memajang koleksi terbaru. Selain itu penggunaan manekin juga bisa menjadi acuan fashion ketika dalam kondisi digunakan.

Belakangan muncul tantangan manekin yang mulai viral di internet. Tantangannya sederhana, orang-orang di dalam video hanya perlu mematung seakan-akan sedang mengerjakan sesuatu. Jadi ketika video direkam, kesannya seperti kehidupan tengah dihentikan sesaat.

Gaya videografi semacam ini sebenarnya bukan hal baru. Di film sudah sejak lama diimplementasikan yang bisa mengajak penonton merasakan semua hal detail dalam sebuah adegan.(dtk)

Related Posts:

Gelar tari kolosal dengan 999 penari meriahkan HUT ke 99 Kab. Karanganyar

Gladi resik penari untuk meriahkan hut karanganyar ke 99
 
Tari kolosal yang mengisahkan Nyi Ageng Karang dan perjuangan Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) akan ditampilkan oleh 999 penari pelajar dari beberapa Sekolah SMP dan SMA di Kabupaten Karanganyar.
Acara puncak memperingati Hari Jadi Kabupaten Karanganyar ke 99 akan diselenggarakan di Alun-alun Kabupaten Karanganyar, Jumat (18/11) pagi. Dengan dihadiri Forkopimda, tamu undangan dan masyarakat.
Saat gladi bersih, Rabu (15/11), Penata Tari, Ari Kuntarto mengatakan, kelompok penari itu terbagi menjadi beberapa peran. Ada yang memerankan sebagai pasukan berkuda, rakyat, cundrik, gendewo, kelompok watang, pasukan belanda, dan pesilat. Terdapat pula peran Nyi Ageng Karang, dan Pangeran Sambernyawa.
“Tari kolosal ini mengisahkan perjuangan Raden Mas Said dibantu 40 punggawa baku melawan Belanda dengan taktik gerilya, dengan spirit perjuangan TIJI TIBEH (Mati Siji Mati Kabeh, Mukti Siji Mukti Kabeh),” katanya.
Juga ada pelepasan 99 burung derkuku, sebab Nyi Ageng Karang pernah berkata, “Barang siapa memakan burung derkuku ini, kelak menjadi pemimpin baru,” dan ternyata yang memakan burung itu adalah Pangeran Sambernyawa.
Diceritakan pula, RM Said melihat rakyat yang tertindas setelah itu mengembara dan bertemu Nyi Ageng Karang, lalu bercerita tentang semedinya yang ternyata berisi ilmu dan petuah nasehat tentang perjuangan.
Selain itu, pada acara puncak mendatang, tata cara upacara mengunakan bahasa jawa, gending, dan pakaian jawa yang dipakai peserta upacara. Tak hanya itu saja, juga ada atraksi aero modelling dari Lanud Adi Sumarmo, dan rekor untuk manusia kembar.(ik)

Related Posts:

Dusun Tanen, Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman, Desa coklat di lereng merapi


Desa ini terletak di Dusun Tanen, Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman. Di sana kita bisa terlibat kegiatan perkebunan kakao atau cokelat, seperti konservasi lingkungan, pembibitan kakao, pengendalian hama penyakit terpadu. Lalu pembuatan pupuk kompos dan pupuk cair organik, serta fermentasi biji kakao.

Saat ini, luas lahan kakao di dusun Tanen mencapai 9,9 hektare yang dikelola oleh kelompok Tani Cokelat Tanen.

Selain buah kakao yang ukurannya besar, daya tarik dusun ini terletak pada hasil produk olahan cokelat yang memiliki tekstur khas mirip pasir Gunung Merapi. Salah satu inovasinya adalah jadah atau makanan cokelat.

Pengunjung dapat menikmati uniknya cokelat pasir Merapi sekaligus merasakan cokelat langsung dari kebun. Tidak hanya itu, pengunjung juga dapat mengolah cokelat sendiri.

Selain wisata cokelat, pengunjung juga bisa belajar kesenian tari, karawitan, batik, membuat mainan khas tradisional, dan tata rias.

Sementara bagi para pengunjung yang ingin bermalam, disediakan fasilitas penginapan di rumah-rumah warga, ruang pertemuan, tempat ibadah, dan tempat olahraga serta outbound.


"Tujuan pengembangan agrowisata ini untuk meningkatkan perekomonian masyarakat petani dalam upaya menyukseskan program pemerintah dalam penyediaan lapangan pekerjaan bagi warga desa sekitarnya," ujar Ketua Tim Program ini, Abdul Malik di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Kamis (25/8/2016).

Dia menuturkan, program yang dinamakan Edu Agro Tourism of COCOA (EAT COCOA Merapi) ini berhasil mendapatkan Hibah Bina Desa dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Dana itu kemudian digunakan untuk menunjang segala kebutuhan terkait realisasi Desa Wisata Pertanian Kakao Organik.


Ia menambahkan, konsep pemberdayaan masyarakat ini pun sempat menjuarai Pekan Inovasi Mahasiswa Pertanian Indonesia di IPB tahun 2013.

Program ini dikembangkan oleh enam mahasiswa yang tergabung dalam kelompok studi Klinik Agromina Bahari Fakultas Pertanian UGM sejak 2013. Mereka adalah Abdul Malik, Endri Geovani, Hendri Yudha Winanto, Deni Muslifah, Siti Muawanah, dan Restiana Ruly. (sp)

Related Posts:

Stadion sriwedari dan Pandan arang menjadi tuan rumah gelaran babak 32 besar grub G Liga Nusantara


Setelah melalui berbagai pertimbangan, PT Gelora Trisula Semesta (PT GTS) akhirnya memilih menggunakan dua stadion untuk menggelar babak 32 besar grup G ajang Liga Nusantara (Linus) 2016. Namun, tidak ada Stadion Manahan dalam daftar venue yang dipilih.

Grup G akan diikuti empat tim, yakni PS Putra Palangkaraya, Persilat Lampung Tengah, Merangin FC Bangka Belitung, dan Nusa Ina FC Maluku. Pertandingan akan mulai bergulir, Sabtu (19/11/2016) mendatang, menggunakan Stadion Sriwedari Solo dan Stadion Pandan Arang Boyolali.

“Setelah kami pertimbangkan, akhirnya pertandingan yang digelar malam hari akan kami pindah di Stadion Pandan Arang Boyolali. Sedangkan, pertandingan sore hari, tetap berlangsung di Stadion Sriwedari,” jelas Sekretaris Askot PSSI Solo, Sapto Joko Purwadi, Senin (14/11/2016).

Alasan penggunaan Stadion Pandan Arang untuk laga malam, lantaran di Stadion Sriwedari terkendala lampu penerangan stadion. Sehingga, pertandingan malam hari harus dipindahkan ke lokasi lain.

Sebelumnya, pihak Askot PSSI Solo berencana menggunakan Stadion Manahan untuk menggelar pertandingan malam. Namun, setelah dipertimbangkan secara matang, akhirnya Stadion Manahan hanya digunakan untuk partai semifinal dan final saja.

“Kami sudah melakukan koordinasi dengan Askot PSSI Boyolali, intinya mereka tak masalah. Apalagi kan di babak penyisihan lalu, stadion tersebut sudah pernah digunakan, jadi sudah memiliki pengalaman,” katanya.

Selain itu, Sapto menerangkan, beberapa waktu lalu pihak GTS sudah melakukan pengecekan dan Stadion Sriwedari dinyatakan siap untuk menyelenggarakan ajang tersebut.

“Memang, Stadion Sriwedari tak memiliki pagar pembatas dengan bangku penonton. Tapi kami melihat semua tim berasal dari luar Jawa, sehingga kemungkinan kedatangan suporter tim peserta sangat kecil,” katanya.

Related Posts:

Warga solo bisa pantau lalu lintas dari CCTV dengan ponsel pintar secara gratis


Kasi Management dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Surakarta Ari Wibowo mengatakan masyarakat dapat diakses pengguna ponsel tipe Android. “Masyarakat dapat menggunakan akses Circuit Closed Television (CCTV) gratis dengan mengunduh aplikasi terbaru InfoLalinSolo pembaruan dari Info Lalin Solo.” ujarnya kepada Joglosemar saat ditemui di kantornya, Senin (14/11/2016).

Aplikasi tersebut diperbarui dengan tambahan fitur dan terinteregasi dengan Intelligent Transport System (ITS). Aplikasi tersebut menyajikan informasi tentang keadaan lalu lintas yang secara real-time.

Dengan aplikasi ini pengguna jalan dapat memantau perkembangan lalu lintas dalam hal ini kepadatan jalan yang terekam CCTV. Ari mengatakan dengan adanya fasilitas ini akan memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam memilih jalur yang akan dilalui menuju tempat tujuan.

Pada tahun 2016 ini, Ari mengatakan sudah terpasang alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) baru di empat lokasi yakni eks bundaran Baron, persimpangan Masjid Mujahidin, Batas Kota Klodran, dan Semanggi. “Tiga dari empat lokasi tersebut terpasang CCTV kecuali Semanggi,” terang Ari.

Selain itu juga dipasang CCTV di enam lokasi, yakni di Sekar Pace UNS, Ketandan, Pasar Kliwon, Tipes, Pasar Gede, dan Pasar Klewer. APILL yang lengkap dengan CCTV sudah terkoneksi dengan Control Center (CC) Room online Dishubkominfo Solo.

Related Posts:

Bandara Adi Soemarmo meraih predikat Bandara Sehat Tingkat Nasional Tahun 2016


Bandara Adi Soemarmo meraih predikat Bandara Sehat  melalui ajang Penghargaan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat Tingkat Nasional Tahun 2016. Predikat Bandara Sehat diperoleh setelah melalui proses verifikasi yang dilakukan oleh Tim Penilai dari Kementrian Kesehatan dan Kementerian Perhubungan akhir Oktober lalu.

General Manager Bandara Adi Sumarmo, Abdullah Usman mengungkapkan, Bandara Adi Soemarmo yang merupakan salah satu bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura Airports berhasil meraih peringkat I dalam kategori Bandar Udara Internasional setelah melalui berbagai rangkaian dan tahapan penilaian.

“Penghargaan Pelabuhan dan Bandar Udara Sehat ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali oleh Kementerian Kesehatan terhadap Pelabuhan dan Bandar Udara yang terpilih di Indonesia. Dengan diraihnya penghargaan ini tentunya menjadi motivasi dan semangat baru untuk lebih meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan juga para pengguna jasa”, ujarnya, Selasa (15/11/2016).

Dikatakan Usman, dengan predikat yang diperoleh Bandara Adi Soemarmo kali ini menunjukkan bahwa tidak ada halangan untuk bandara kecil seperti Adi Soemarmo bersaing dan berprestasi dalam rangka meningkatkan pelayanan baik untuk pelanggan, pekerja maupun lingkungan sekitar bandara.

“Kriteria dari penilaian bandara sehat ini antara lain memperhatikan penyelenggaraan kesehatan lingkungan, penataan sarana dan prasarana, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, serta peningkatan keamanan dan ketertiban,” tukasnya.

Sementara itu, selain Bandara Adi Soemarmo yang mendapatkan penghargaan peringkat I, penghargaan bandara dan pelabuhan sehat tahun 2016 untuk peringkat II diraih oleh Bandara Sultan Syarif Kasim II Riau dan penghargaan peringkat III diraih oleh Bandara Soekarno Hatta Tangerang Banten. (js)

Related Posts:

Bunga misterius muncul dan menggegerkan warga sambi, Boyolali


Warga Dukuh Saminan RT 4 RW I, Desa Canden, Kecamatan Sambi, Boyolali digegerkan dengan kemunculan bunga aneh di salah satu kebun milik warga setempat. Kebun tersebut milik  seseorang yang dulunya terkenal sakti mandraguna.

Bunga tersebut sudah mulai mekar cukup besar dan posisi bunga sekitar 3 cm di atas permukaan tanah pada, Minggu (13/11/2016). Bunga tersebut kira-kira berdiameter sekitar 30 cm dengan putik bunga mencuat keatas. Kemunculan bunga tersebut mengundang banyak warga yang datang lantaran penasaran.

Semula, kebanyakan warga menganggap bunga tersebut merupakan bunga bangkai lantaran bentuknya mirip. Hanya saja, setelah didekati, ternyata bunga tersebut tak mengeluarkan bau yang menyengat seperti bunga bangkai umumnya.

“Kalau bunga bangkai kan baunya sangat busuk, tetapi yang ini tidak berbau,” tutur Tugiyem (46), salah satu warga setempat. Menurut dia, kemunculan bunga tersebut cukup mengagetkan karena muncul tiba-tiba dari dalam tanah. Bunga tersebut, lanjut dia, tiba-tiba muncul dan langsung mekar besar dengan bagian putik lonjong besar.

Menurutnya, Sabtu kemarin, bagian putik tersebut masih terlihat cukup segar. “Ini sudah terlihat mulai susut dan kusut,” imbuhnya. Kemunculan bunga yang cukup misterius tersebut mengundang penasaran warga. Terlebih bunga tersebut tumbuh di kebun milik Mbah Somo.

Menurut warga, sesepuh desa itu merupakan orang yang sakti mandraguna. “Almarhum dulunya sangat terkenal sakti mandraguna,” terang Komsiyatun (50), warga lainnya. Terang saja, kemunculan bunga tersebut terus membuat penasaran dan mengundang pengunjung berdatangan. Salah satunya yakni Muzayin (55), yang datang bersama beberapa rekannya.

“Penasaran saja, dan setelah melihat ya wajar saja kalau banyak yang datang karena bunga itu tumbuh di kebun milik orang sakti,” imbuh dia. (js)

Related Posts:

Unsa juara dua di Torabika Campus Cup 2016


Tim sepak bola Universitas Surakarta (Unsa) mengakhiri Torabika Campus Cup 2016 sebagai runner up setelah takluk 0-2 dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada laga pamungkas putaran nasional di Lapangan Pertamina Simprung Jakarta, Minggu (13/11/2016) sore.

Meski gagal jadi juara, pencapaian tim besutan Tithan Suryata dinilai sudah menjadi kejutan tersendiri. Apalagi Unsa melaju ke putaran nasional setelah menjadi jawara regional Jawa Tengah. Hal ini dikatakan Wakil Rektor III Unsa, Rio Arya Surendra.

“Sebenarnya kami hanya butuh hasil imbang untuk jadi juara. Tapi pencapaian runner up nasional sudah membanggakan,” terang Rio

Pada putaran nasional yang digelar dengan sistem setengah kompetisi, Unsa membukukan dua kemenangan, sekali imbang dan sekali kalah.

Sebelum dikalahkan UNJ, Unsa mengalahkan Universitas Negeri Padang (UNP) 1-0 dan IKIP Budi Utomo Malang 3-0, serta ditahan imbang Universitas Galuh Ciamis 1-1.

Turnamen ini sendiri diikuti 80 universitas yang terbagi dalam lima wilayah. Unsa sebagai runner up mendapatkan piala serta uang Rp 20 Juta. Sementara sang juara menggondol piala serta uang Rp 50 Juta. (js)

Related Posts:

Tikungan Cinta lereng Gunung Merapi sekarang menjadi magnet tersendiri bagi warga dan ngetriper boyolali :-)


Nama Tikungan Cinta perlahan menjadi primadona wisata di Boyolali. Terletak di lereng Gunung Merapi yang menghadap ke arah Boyolali Kota, kawasan di Desa Cluntang, Musuk, itu kini didatangi banyak orang karena pemandangannya yang eksotis.

Seorang nenek yang menjajakan makanan ringan dan beragam gorengan di sebuah warung bambu begitu bersemangat saat menceritakan bahwa dia punya tempat baru untuk mencari rezeki, selain bertani. Sang nenek membuka warung bambu di tepi jalan Dukuh Jelok, Desa Cluntang, Kecamatan Musuk, tepat di bibir tebing.

Dari warungnya, pembeli bisa menikmati keindahan alam bahkan hamparan luas wilayah dataran rendah Boyolali Kota. Di bagian belakang, pembeli juga bisa melihat keindahan puncak Gunung Merapi yang lereng-lerengnya tak terlihat karena terhalangi hijaunya Gunung Bibi.

“Mungkin baru sebulan tempat ini ramai pengunjung, apalagi setelah ada gardu pandang dan jalannya diaspal,” ujar warga Dukuh Gondang, Desa Cluntang, Boim, yang kebetulan sedang berada di warung milik nenek tua tersebut, Jumat (11/11/2016).

Kendati memiliki pemandangan yang eksotik, dulu tempat tersebut jarang dijamah. Apalagi infrastruktur jalannya sulit, menanjak dengan tikungan yang tajam bahkan nyaris membentuk huruf U. Tahun ini, Pemdes Cluntang memanfaatkan sebagian dana desa untuk memperbaiki infrastruktur jalan yang sekarang dikenal dengan “Tikungan Cinta” itu.

“Kalau di Cepogo ada Irung Petruk, di sini tikungannya tidak kalah ekstrim. Masyarakat menyebutnya tikungan cinta,” imbuh Camat Musuk, Totok Eko YP.

Masyarakat kemudian merespons dengan membangun gardu pandang dan membuka akses jalan ke gua-gua yang ada di lereng Merapi tersebut. Potensi wisata di kawasan tikungan cinta itu siap diberdayakan.

Tokoh masyarakat Desa Cluntang, Sumardja, mengatakan objek yang akan digarap untuk menuju desa wisata Cluntang adalah Goa Poleng dan Goa Watu Langkah. Kedua goa tersebut masih sangat alami karena sekarang belum banyak dikunjungi. Kedua goa itu memiliki banyak cerita karena menurut sejarahnya, goa itu sering menjadi tempat bertapa orang-orang sakti zaman dulu.

Selain goa, di wilayah dengan ketinggian lebih dari 1.200 mdpl itu juga ada air terjun dari mata air Mbanyu. “Jadi yang masyarakat desa tawarkan adalah wisata alam,” ujar Sumardja.

Dari dukuh itu, ada jalur menuju kawasan taman nasional Gunung Merapi. Pemdes Cluntang juga berencana membuka jalur ke hutan setidaknya agar bisa diakses kendaraan. “Pemandangan hutan kami rasa akan sangat menarik terutama bagi wisatawan-wisatawan dari kota,” kata dia.

Gardu pandang, kini seolah tengah menjadi tren masyarakat lereng Gunung Merapi dan Merbabu. Di Cluntang baru ada satu gardu pandang. Masyarakat akan membangun dua lagi gardu pandang tepat di tebing atas “Tikungan Cinta”.

Kades Cluntang, Suryati, mengatakan potensi wisata Desa Cluntang bukan hanya pada keindahan alam tetapi juga berkembangnya kelompok seni rakyat, seperti saleho dan krida yaksa. “Ada lima kelompok seni di desa kami.”

Saat ini, Pemdes masih fokus membenahi infrastruktur untuk mendukung pengembangan desa wisata. Ke depan, pemdes bersama masyarakat akan membahas masalah pengelolaan potensi wisata yang ada. “Harapannya potensi wisata itu jadi sumber baru pendapatan desa dan ekonomi masyarakat bisa menggeliat. Kami akan bangun warung-warung di sekitar tikungan cinta,” ujar Suryati.

Related Posts:

Usulan UMK 2017 di Boyolali sebesar Rp 1.516.500 naik menjadi Rp 1.519.289


Usulan upah minimum kabupaten (UMK) 2017 Boyolali dan Klaten direvisi dan naik sekitar Rp 3.000.

Usulan UMK 2017 di Boyolali sebesar Rp 1.516.500 naik menjadi Rp 1.519.289 dan di Klaten dari Rp 1.525.500 1.528.500.

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Boyolali, Purwanto, menjelaskan usulan UMK 2017 direvisi setelah adanya revisi angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis Menteri Tenaga Kerja. Angka pertumbuhan ekonomi itu digunakan untuk menghitung UMK 2017.

Jika sebelumnya angka pertumbuhan ekonomi sebesar 4,97% persen, kemudian direvisi menjadi 5,18%.

Dengan adanya revisi angka pertumbuhan ekonomi, maka besaran UMK pun ikut direvisi. Hanya saja, kata Purwanto, revisi UMK 2017 tersebut belum diajukan ke gubernur.

“Akan kami dengarkan dulu bagaimana aspirasi dari serikat pekerja,” ungkap dia, Kamis (10/11/2016).

Usulan kenaikan besaran UMK 2017 sekitar Rp 3.000 tersebut, tidak sesuai tuntutan Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (FKSPN) Boyolali, yang menuntut besaran UMK 2017 menjadi Rp 1.680.552.

“Dua usulan angka ke gubernur silahkan. Kami berharap agar bupati dapat memperhatikan dan mempertimbangkan usulan dari FKSPN,” ujar Sekretaris FKSPN Boyolali, Sutarman.

Sementara itu, Kepala Bidang Ketenagakerjaan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Klaten, Rinto Patmono mengatakan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015, perhitungan UMK menggunakan formula yang disamakan secara nasional.

Dalam perhitungan menggunakan formulasi 8,04 persen didapatkan angka Rp 1.525.513 dan dibulatkan menjadi Rp 1.525.500.

Sedangkan dengan formulasi 8,25 persen didapatkan angka Rp 1.528.478 dan dibulatkan menjadi Rp 1.528.500 sesuai dengan usulan dari serikat pekerja.

”Dengan demikian, usulan UMK Klaten 2017 yang akan diajukan, naik sebesar Rp 3.000. Selisihnya hanya sedikit, sehingga yang dibahas hanya penyesuaian formulasi nasional.  Jadi pada rapat penyesuaian yang pertama langsung disetujui oleh pengusaha ataupun pekerja,” Urai Rinto.

Related Posts:

Lereng merapi di tanami talok, jabon dan sengon untuk mencegah kera turun gunung


Mengantisipasi serangan kawanan kera yang selama ini meresahkan petani di lereng Gunung Merapi-Merbabu, jajaran Korem 074 Warastratama, Kodim Boyolali, serta ratusan pelajar dan warga sekitar, melakukan penghijauan tanaman buah-buahan di lereng Merapi-Merbabu, Jumat (11/11/2016).

Salah satu lokasi penghijauan yakni di wilayah Desa Cluntang, Kecamatan Musuk. Menurut Danrem Warastratama Surakarta, Kolonel Inf Maruli Simanjuntak, kegiatan penghijauan ini sebenarnya sudah dilakukan secara rutin oleh jajarannya.

Kali ini penghijauan sengaja dilakukan di kawasan lereng Merapi bersama masyarakat sekitar dan pelajar. Sebanyak 6.000 bibit tanaman, mulai dari jabon, sengon, hingga talok atau kersen.

Menurut danrem, penghijauan ini selain dimaksudkan untuk mengantisipasi bencana tanah longsor, juga untuk mengantisipasi serangan kawanan kera yang selama ini menyerang tanaman petani.

Dijelaskannya, sengaja tanaman penghijauan yang dipilih yakni tanaman buah-buahan.  Selain nantinya bisa dimanfaatkan masyarakat.

“Khusus untuk bibit tanaman talok, selain mudah hidup, juga menjadi sumber makanan kera. Sehingga nantinya kawanan kera tersebut tak lagi turun ke ladang-ladang warga dan menyerang tanaman pertanian. Ada 400 lebih bibit talok yang ditanam,”.

Sementara itu Camat Musuk, Totok Eko YP menyambut positif kegiatan penghijauan tersebut. Totok membenarkan, selama ini gangguan kawanan kera yang menyerang ladang-ladang warga, sudah lama dikeluhkan.

Meski sudah berbagai cara dilakukan, namun serangan hama kera tersebut terus terjadi karena diperkirakan sumber makanan yang ada di hutan sudah tak mencukupi dengan jumlah populasi kera saat ini.

Related Posts:

Jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) sebentar lagi akan menjadi mulus


Jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) sebentar lagi akan menjadi mulus, menyusul hampir selesainya proyek perbaikan jalan di ruas Samiran, Kecamatan Selo.

Selain perbaikan jalan, Bina Marga Provinsi Jateng juga akan membangun sistem drainase yang baik.
Pengawas Jalan SSB Bina Marga Provinsi Jateng, Sumarwan mengungkapkan, saat ini pengerjaan proyek perbaikan jalan SSB tinggal separuh ruas jalan di Samiran.

Sedangkan, menurut dia, separuh ruas jalan yang belum dicor beton hanya sepanjang kurang lebih 50 meter di titik Samiran.

Selain itu di depan pertigaan Pasar Gebyog, hanya sekitar 20 meteran saja. “Tinggal sedikit lagi selesai,” ungkap dia, Selasa (8/11/2016).

Hampir selesainya pengerjaan proyek perbaikan jalur SSB saat ini, sudah terlihat dampak positif. Arus lalu lintas yang melintasi jalur tersebut cukup lancar. Di titik-titik jalan yang belum selesai dibangun, kemacetan pun tidak terjadi karena jaraknya yang relatif pendek.

Hanya saja diakui Sumarwan, pengerjaan proyek jalur SSB ini molor dari jadwal yang ditetapkan. Semestinya Sabtu (12/11/2016) akhir pekan ini, proyek jalan hingga ruas Samiran sudah kelar.

Terkait ini, pihaknya menyatakan sudah meminta perpanjangan waktu hingga akhir bulan untuk penyelesaian proyek.

Dijelaskan Sumarwan, kondisi cuaca serta minimnya akses alternatif di sepanjang jalur SSB, membuat pekerjaan proyek terhambat.

Ditambah lagi, selain pengerjaan perbaikan jalan, para pekerja juga harus membangun saluran drainasedi sejumlah ruas jalan, seperti di ruas Gebyog Selo maupun di perbatasan Selo-Candipetak,Desa Genting, Kecamatan Cepogo.

Pengerjaan proyek jalur SSB tersebut, total dialokasikan anggaran hingga Rp 33,8 miliar, yang terdiri untuk peningkatan jalan sepanjang lima kilometer dari Candipetak-Selopass senilai Rp 22,33 miliar, dan pembangunan talut serta perbaikan jalan di sekitar jembatan Samiran senilai Rp 11,5 miliar.

Proyek akan dilanjutkan lagi 2017, yang meliputi jembatan Samiran hingga Jrakah atau sepanjang enam kilometer.

Related Posts:

Warga Desa Sruni Boyolali Masak Pakai Gas dari Kotoran Sapi


Sejak beberapa waktu terakhir, warga Desa Sruni, Kecamatan Musuk, sudah tak perlu lagi mengeluarkan uang untuk membeli gas elpiji. Warga sudah bisa memanfaatkan biogas dari kotoran ternak sapi, yang mereka pelihara.

Selama ini, hampir di setiap rumah warga di sana memiliki ternak sapi. Kotoran sapi atau lethong tersebut, tak hanya digunakan sebagai pupuk saja, tetapi saat ini sudah dimanfaatkan sebagai sumber energi biogas. Selain untuk memasak, ada juga yang sudah bisa memanfaatkan biogas untuk lampu penerangan.

Saat ini warga yang sudah memiliki biogas sudah mencapai ratusan. Bahkan, seluruh anggota kelompok tani Agni Mandiri desa setempat, juga sudah memiliki instalasi biogas tersebut. “Potensi kotoran sapi di sini sangat berlimpah karena hampir setiap warga memiliki ternak sapi,” ungkap Ketua Kelompok Tani Agni Mandiri, Setyo pekan lalu.

Sementara itu, salah seorang warga Dukuh Sruni, Asriyah menuturkan, lantaran hanya punya satu ekor sapi, instalasi biogasnya pun cukup kecil. Namun demikian, dia bisa menghemat biaya untuk gas elpiji atau beli kayu bakar untuk memasak. “Lumayan, sudah tidak perlu lagi beli gas elpiji untuk memasak,” kata dia.

Teknisi Pembuatan Biogas Kelompok Tani Agni Mandiri Desa Sruni, Widiatmono menjelaskan, untuk membuat instalasi biogas, tak butuh biaya yang mahal. Menurut dia, Rp 5 juta pun sudah bisa membuat satu unit biogas sendiri berkapasitas tangki enam kubik yang sudah bisa dimanfaatkan untuk keperluan memasak keluarga setiap hari.

“Kalau di tempat kami dana Rp 3,5 juta bahkan sudah bisa membuat satu biogas karena pembuatannya kami kerjakan dengan gotong royong,” jelas dia.

Selain dimanfaatkan sebagai pengganti elpiji, biogas tersebut juga sumber energi penerangan pengganti listrik PLN. Caranya, biogas tersebut disalurkan ke lampu petromak melalui selang berikut kerannya. Saat ini jumlah warga yang sudah memiliki biogas mencapai 107 orang. Prestasi ini membuat Desa Sruni mampu menjadi Juara I lomba desa mandiri energi tingkat Jateng 2016 dan berhak maju ke tingkat nasional dalam lomba yang sama.

Related Posts:

Dukuh Guwolelo, Ampel di lereng timur Gunung Merbabu menarik minat investor asal Jakarta untuk menjadikan tempat wisata


Potensi wisata alam di lereng timur Gunung Merbabu tepatnya di Dukuh Guwolelo, Desa Ngagrong, Kecamatan Ampel, Boyolali, kabarnya menarik minat investor asal Jakarta untuk menggarapnya menjadi objek wisata.

Pj.Kepala Desa Ngagrong, Sutardi, mengatakan dengan adanya investasi dan pengelolaan pariwisata yang profesional dari investor, harapannya potensi wisata alam di kawasan tersebut bisa menjadi sumber pendapatan desa. “Selama ini kan dibiarkan liar. Masyarakat belum bisa mengembangkan menjadi sumber ekonomi,” kata Sutardi, saat berbincang dengan solopos.com, Kamis (3/11/2016).

Menurut Sutardi, di wilayah Guwolelo banyak sekali potensi wisata yang bisa digarap. Investor akan mengelola pariwisata di sana pada lahan seluas 10 hektare.

“Mereka sudah beberapa kali mengajak kami survei ke lokasi, rencananya proyek pengembangan pariwisata di Guwolelo dimulai awal tahun 2017. Di sana banyak sekali potensi yang bisa dikelola, ada gardu pandang, agrowisata, hingga air terjun. Banyak sekali air terjun di Guwolelo. Rencananya investor juga akan membangun vila di tempat tersebut,” papar Sutardi.

Sutardi berharap investasi pariwisata itu menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat Desa Ngagrong. Selain membuka lapangan kerja baru, masyarakat juga bisa belajar mengelola pariwisata mengingat lereng Merbabu banyak sekali potensi wisata yang bisa digarap.

Pemerintah desa juga berharap dalam jangka panjang infrastruktur ke Guwolelo bisa diperbaiki sehingga menarik minat wisatawan untuk datang ke Guwolelo. Guwolelo bisa diakses lewat jalur Pantaran naik sekitar 10 kilometer dari jalan raya Ampel-Boyolali.

Saat ditanya konsep wisata yang akan dikembangkan investor, Sutardi mengaku belum tahu persis. “Baru mau kami pelajari. Yang jelas investor bermitra dengan masyarakat setempat termasuk dengan Remaja Merbabu Pecinta Alam [Rempala],” ujar dia.

Anggota Sukarelawan Rempala, Agung Nugroho, membenarkan dirinya dan beberapa anggota Rempala sudah beberapa kali bertemu dengan investor untuk membuat konsep wisata alam di Guwolelo, Ngagrong.

“Harapannya potensi wisata di Merbabu juga bisa digarap seperti Lawu di Karanganyar. Memang visi dari investor adalah bisa menyaingi Lawu,” kata Agung, belum lama ini.

Konsep yang diinginkan investor, kata dia, disebut dengan glamor camping. Mereka akan membangun semacam resort cottage di tengah hutan dan saat ini masih dalam proses mengurus perizinan.

“Sekian banyak potensi wisata di lereng Merbabu sisi timur belum ada yang terkelola dengan baik. Bahkan orang Boyolali sendiri banyak yang tidak tahu ada potensi tersembunyi di wilayah tersebut. Beruntung ada investor yang mau garap potensi di Guwolelo,” ujar Agung.

Related Posts:

Eni Sulistianingsih dari Boyolali ke Meksiko jualan kuliner indonesia


Jauh merantau dari kampung halamannya di Boyolali. Namanya Eni Sulistianingsih. Sudah tujuh tahun di Meksiko, membuka Warung Makan yang menyajikan khas segala macam masakan Indonesia.

Eni mengaku sudah kurang lebih tiga tahun usahanya Warung Makan ia kembangkan sendiri. Memiliki tiga karyawan, Eni mengaku bersyukur usahanya berjalan dengan baik.

"Alhamdulillah. Usaha saya berjalan lancar. Saya  wonder women," ujarnya sumringah saat ditanya harus jauh dari kampung halaman.

Usaha makanan milik Eni diberi nama Warung Makan. Terletak di salah satu sudut jalan di Kota Meksiko. Tepatnya di Jalan Peubla antara jalan Gueladahara dengan Cozumel.

Resep masakan khas Indonesia ia sajikan. Rendang, Sate Ayam, tempe, dan berbagai resep masakan Indonesia ada di Warung Makan milik Eni.

Hampir semu orang Indonesia yang berkunjung ke Meksiko, mampir ke Warung Makan milik Eni.
Termasuk para delegasi parlemen Indonesia yang berkunjung ke Meksiko dalam rangka acara Muhibah, dipimpin Wakil Ketua DPR, Fadli Zon.

"Kebanyakan pelanggan saya adalah tamu asing yang pernah atau berkunjung ke Indonesia, merasakan masakan Indonesia," ungkap Eni.

"Mereka yang makan tamu yang berasal dari Eropa, Timur Tengah atau Asia. Orang Meksiko juga ada yang suka masakan khas Indonesia," Eni menjelaskan.

Keberaniannya membuka Warung Makan, Eni mengaku lantaran belum ada orang Indonesia yang berbisnis kuliner di Meksiko.

Ia tak memungkiri, cita rasa orang Meksiko agak sulit untuk bisa menikmati segala macam masakan khas Indonesia.

"Sambil berjalan dan alhamdulillah, sudah berjalan tiga tahun sampai sekarang," aku Eni seraya menjelaskan Rumah Makan miliknya mulai buka pada pukul 11.00 waktu setempat.

Sebelum menjalankan bisnis kuliner, Eni mengaku bekerja sebagai tim promosi dengan orang Indonesia lainnya. 

Mempromosikan berbagai macam khas Indonesia. Kerajinan tangan, mempromosikan batik dan lainnya.

Related Posts:

The Sunan Hotel meluncurkan paket Pernikahan Tradisional



Kamis (27/10/2016) The Sunan Hotel meluncurkan paket Pernikahan Tradisional. Dalam paket Pernikahan Tradisional salah satu yang diperkenalkan adalah menu makanan yang ditawarkan oleh The Sunan Hotel.

Menu yang dapat menjadi pilihan dalam penyajian paket pernikahan antara lain Daharan Keraton, Selat Solo, Bakso Loncat dan Jajan pasar seperti rujak pengantin, kroket dan menu jajan pasar lainnya.

Untuk menu, Eko Edi Priyanto, Chef Executive The Sunan Hotel mengatakan bahwa menu Daharan Keraton memiliki jenis paket yang berbeda-beda.

"Spesialnya kita nasinya, nasinya kita ada beberapa pilihan jadi bisa nasi putih aja bisa nasi hijau, nasi kuning, nasi item," katanya.

"Itu kita punya dan semua komponen itu sebenarnya hanya untuk nasi daharan ada 6 pilihan jadi dari lauknya pun beda lagi, jadi per paketnya beda-beda," katanya.

"Daharan keraton itu set up nya seperti itu tadi, bahwa kita ada stage disana nanti ditunggin oleh wanita didandani dengan busana jawa," ujarnya.

"Yang makananya disitu beda-beda jadi dari komposisi lauk sayur kita bkin balance dan semua nya khas tradisional," ujarnya.

Paket pernikahan tradisional juga memberikan fasilitas seperti bebas sewa ruang, dekorasi pernikahan standar, sajian menu racikan ready no plate, mobil pengantin, kamar pengantin, MC dan hiburan. 

The Sunan Hotel terletak di Jl Ahmad Yani no. 40, Surakarta.


Related Posts:

Yuni Anggota Medis Basarnas Kota Semarang asal boyolali


Bencana besar yang menyeruak di sela-sela ketenangan warga Kota Yogyakarta pada 26 Oktober 2010 menoreh sejarah dalam kehidupan Yuni Anggoroningsih. Empat hari sebelum Gunung Merapi meletus, Yuni melakukan operasi bencana besar untuk kali pertama dalam tugas, sejak dia bergabung sebagai Tim Medis Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Kota Semarang.

Yuni bersama teman satu tim, berjibaku di tengah medan yang cukup sulit, mengevakuasi warga sekitar dari bahaya awan panas. Rasa takut sempat menggelayut sebab kapan saja awan panas atau yang biasa disebut wedhus gembel bisa muncul tiba-tiba. Namun, dorongan dan kemantapan hati membantu sesama, berhasil menghilangkan perasaan takut tersebut.

"Pikiran saya sempat kacau. Satu sisi saya harus bertugas mengevakuasi warga namun di sisi lain saya kepikiran keluarga di Boyolali yang juga berada di kawasan rawan terkena wedhus gembel. Sedangkan, alat komunikasi terputus," papar Yuni.

Tugas tersebut ternyata menguras energi dan pikiran Yuni. Selama hampir 24 jam, dia dan anggota tim, menjemput warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi. Tak mudah membujuk warga untuk berlindung di tenda pengungsian. Sebagian warga, khususnya laki-laki, memilih tinggal dan menjaga harta benda.

"Kami sudah berusaha membujuk untuk evakuasi. Jika tidak mau, saya serahkan pada perangkat desa setempat," ujarnya.

Tiga hari bertugas di Yogyakarta, Yuni harus kembali ke Semarang. Dia mendapat mandat menjadi panitia penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tempat dia bertugas. "Saya merasa beruntung sekaligus sedih. Sebab, Gunung Merapi meletus tepat saat saya kembali ke Semarang. Tetapi, saya juga khawatir dengan teman-teman yang masih beroperasi di Yogyakarta," ceritanya.

Yuni menuturkan, tidak semua bencana dia turut serta karena tim rescue yang semua laki-laki sudah lebih terlatih dan kuat di semua medan. Meski demikian, tidak sekali wanita berkulit putih ini harus terjun membantu tim rescue. "Bayangkan saja, jumlah petugas SAR hanya ratusan namun cakupan area kerja seluruh Jawa Tengah. Jadi, semu petugas harus siap diterjunkan di daerah bencana," imbuhnya.

Tidak hanya saat gunung Merapi, saat banjir bandang melanda Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan dan Mangkang, Kota Semarang, yang terjadi 9 November 2010 lalu, Yuni dengan berani menjemput warga di tengah kepungan air yang menenggelamkan puluhan rumah.

Satu momen yang membuat dia geli, ketika menolong seorang kakek berumur 66 tahun. "Kakek itu minta ayamnya dulu yang diselamatkan dibanding keselamatannya. Mungkin, bagi kakek itu, ayam lebih berharga," katanya sambil tertawa.

Yuni tidak takut bila ditugaskan di daerah bencana, baik di darat, laut, maupun udara. Sebab, Yuni selalu bertindak sesuai standard operating procedure (SOP) mulai dari peralatan, seragam dan persiapan. Dia menuturkan, sebelum anggota memberikan bantuan, ketua tim akan memastikan terlebih dahulu kondisi agar keamanan petugas SAR terjamin.
====================================
Yuni
Nama: Yuni Anggoroningsih
Lahir: Boyolali, 8 Juni 1982
Tugas: Tim Medis Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Kota Semarang
Suami: Hardi Amanu Rijal
====================================
Yuni berharap, bencana tidak lagi menimpa negeri Indonesia. Sebab, Yuni selalu sedih bila melihat nasib para korban bencana, terutama anak-anak yang masih memiliki masa depan cerah.

Istri Hardi Amanu Rijal juga berharap, masyarakat lebih mengenal dan akrab dengan petugas SAR. Dia menilai, warga masih asing dengan petugas Basarnas sehingga ragu meminta pertolongan. Untuk itu, Yuni mengimbau masyarakat tidak ragu menghubungi petugas bila terjadi bencana.

"Kami siap membantu masyarakat yang terkena musibah, baik longsor, banjir, atau kecelakaan. Layanan ini tidak dipungut biaya alias gratis. Kami bekerja sesuai panggilan hati nurani, membantu sesama," tegasnya.

Related Posts:

Sistem Biona Terbukti Mampu Tingkatkan Produksi Lele


Wasekjend Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IPI, Yant Subiyanto, mengatakan, sistem biona merupakan pembudidayaan lele dengan bantuan bakteri matrik yang sangat membantu pelaku ternak lele.

Khususnya lahan untuk pemeliharaan yang biasa menggunakan kolam yang luas, sekarang cukup area yang sempit.

"Bahkan, dengan biaya yang jauh lebih murah dibanding dengan kolam tradisional ataupun beton," katanya, Rabu (2/11/2016).

Menurutnya, kolam buatan dengan diameter dan tinggi 1 meter, dapat digunakan untuk memelihara 1.000 ekor lele.

Sementara kolam 2 meter tinggi 1 meter, dapat untuk memeliharan sampai dengan 3.000 ekor lele.
Program ini sejalan dengan gerakan ajakan pemerintah untuk gemar makan ikan.

"Maka perlu peningkatan kapasitas hasil dari para pelaku ternak lele," katanya.

"Dengan kondisi sekarang, perkembangan pemukiman semakin meluas, lahan-lahan perikanan sudah semakin banyak berkurang,dan adanya daerah tertentu yang air sebagai media pemeliharaan ikan mengalami kesulitan saat musim kemarau," katanya. Sistem Biona, lanjut dia, merupakan jawaban dari kesulitan tersebut.

Related Posts:

Ribuan orang dari berbagai daerah mengikuti acara Tradisi Buka Luwur di makam Syeh Maulana Malik Ibrahim


Ribuan orang dari berbagai daerah mengikuti acara Tradisi Buka Luwur di makam Syeh Maulana Malik Ibrahim di Desa Candisari Kecamatan Ampel Boyolali, Jumat 28 Oktober 2016. Masyarakat yang datang tidak hanya dari Kabupaten Boyolali namun berasal dari luar Daerah seperti dari Semarang, Salatiga, Demak, Sragen Purwodadi serta daerah lain di Jawa Tengah. Mereka  yang datang tersebut tidak hanya mengikuti acara doa bersama, tetapi mereka juga ikut berdesak-desakan memperebutkan takir nasi, janur, juga potongan kain bekas penutup makam. Mereka menganggap benda itu, dapat membawa berkah. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata / Disbudpar Kabupaten Boyolali Mulyono Santoso melalui Kepala Bidang Kebudayaan Hartono mengatakan masyarakat melakukan prosesi ritual di antaranya doa bersama memohon keselamatan dan kesejahteraan dari hasil bertani. Warga itu kemudian membagikan hasil bumi berupa kenduri kepada pengunjung yang hadir di sekitar makam tersebut.

Menurut Hartono, ritual Buka Luwur dilakukan sejak zamannya nenek moyang. Zaman penyebaran Agama Islam di Desa ini, yang dilakukan oleh Syeh Maulana Ibrahim Maghribi. Pelaksanaan tradisi buka luwur ini dimulai pada hari Kamis sore dengan melakukan pembersihan makam, kemudian malam harinya diadakan tirakatan di lokasi Makam Syieh Maulana Maghribi. Pada pagi harinya yang bertepatan dengan hari Jumat terakhir bulan Asyuro). Rangkaian acara diawali dengan kirab kain lurup makam, berikut sesaji lainnya dari rumah juru kunci makam yang diikuti oleh warga masyarakat di sekitar di Kecamatan Ampel. Sedangkan warga di sekitar datang ke makam dengan membawa makanan dan lauk pauknya untuk kenduri di makam. Kemudian, dilanjutkan acara penggantian lurup, tabur bunga, tahlil, kenduri dan doa serta diahkiri dengan tradisi Ngalap Berkah. 

“Tutup makam yang lama untuk diganti luruf atau kain yang baru “ Tegas Hartono. Setelah kirab selesai dilanjutkan dengan tradisi yang tidak kalah menariknya yaitu silaturahmi kerumah penduduk setempat. Oleh karena itu sangat sayang bila tidak melihat tradisi ini. Usai acara pun masih banyak warga yang berdatangan ke makam. Warga berdesakan masuk ke makam Syeh Maulana Ibrahim Maghribi untuk memanjatkan doa. Prosesi Ngalap Berkah itulah yang paling dinanti pengunjung. 

Usai pembacaan tahlil dan doa, ratusan warga langsung merangsek ke sisi utara makam. Mereka berebut ubo rampe sesaji dan janur yang dipasang di lokasi masuk makam  Syeh Mauluana Ibrahim.

 Nasi kuning dalam takir dan beras kuning yang sudah dibungkus kertas kecil juga diperebutkan. Ubarampe lain berupa janur kuning dan tebu wulung juga diambil oleh pengunjung. Sementara itu, makanan yang dibawa oleh warga setempat juga dibagi-bagikan kepada pengunjung. Salah seorang pengunjung dari Semarang Suci, 50 tahun menjelakan setiap tahun pihaknya selalu dating pada acara Buka Luwur di pantaran Ampel. Pihaknya yang berprofesi sebagai pedagang  dating jauh – jauh dari Semarang hanya  bertujuan untuk ngalah berkah agar diberi kesehatan, panjang umur serta murah rejeki. “ Saya sebagai pedagang makanan biar dagangan saya laris dan rejekinya lumintu “ katanya. 

Selain sebagai upaya Nguri Uri Budaya, Buka Luwur ini juga dimaksudkan untuk promosi wisata di kabupaten Boyolali . " Mereka yang datang itu diharapkan mengajak teman, keluarga dan handai tolan untuk datang lagi di obyek - obyek wisata yang ada di Kabupaten Boyolali " Pungkasnya.

Related Posts:

Beternak lebah jawa penghasil madu istimewa


Ribuan lebah memenuhi pekarangan rumah Sri Mardiyati di Dukuh Karangbulu, Desa Mudal, Boyolali Kota, Minggu (30/10/2016).

Lebah-lebah itu mengeluarkan suara berdenging. Ada yang berkerumun di pohon-pohon, di rumah-rumahan dari papan kayu, ada pula yang bersembunyi di balik batang kelapa tua.

Menariknya, lebah-lebah itu tak satu pun yang mengganggu penghuninya, apalagi tetangganya. Sebaliknya, binatang kelompok serangga ini memberikan keuntungan yang tak sedikit bagi Sri Mardiyati karena menghasilkan madu super setiap harinya.

“Setiap pekan, madu-madu lebah ini saya ambil. Sebulan kadang bisa 2 kg. Kadang bisa 5 kg juga,” ujar Sri Mardiyati.

Lebah yang dipelihara Sri Mardiyati merupakan jenis Jawa. Madu dari lebah jenis ini tergolong langka. Harganya tiga kali lipat dibandingkan madu lebah jenis Australia atau madu lain yang dijual pada umumnya.

Selain rasa madunya yang jauh lebih menggigit, khasiat madu lebah Jawa juga langsung bisa dirasakan di tubuh. 

Keistimewaan inilah yang membuat madu lebah Jawa diburu pejabat dan orang-orang penting. Mereka antara lain pejabat di Akademi Militer (Akmil), tamu negara, hingga pejabat tinggi Keraton Kasunanan Surakarta.

Sri tak pernah dan tak mau memasang harga madu lebah Jawanya. Baginya lebah itu adalah amanat Tuhan yang harus ia rawat di pekarangan rumahnya.

“Terserah mereka mau kasih berapa. Hla wong madu ini titipan Gusti Allah,” jawab dia.
Pangageng Keraton Surakarta, K.P. Eddy Wirabhumi, mengaku sejak lama mengonsumsi madu lebah Jawa yang dilestarikan Sri. Menurut Eddy, orang yang melestarikan lebah Jawa sama dengan mengamalkan falsafah hidup Jawa yang sangat dalam.

“Lebah Jawa ini kan tak mau tinggal di lingkungan yang penghuninya serakah, tamak, dan tergesa-gesa. Makanya, kalau tak memahami falsafah Jawa, sulit melestarikan lebah Jawa,” ujar suami Gusti Moeng, pengageng Sasana Wilapa Keraton.

Sri sama sekali tak menyangka pekarangan rumahnya bakal menjadi istana bagi ribuan lebah Jawa. Padahal, saat ini orang yang mau melestarikan lebah Jawa sangat sedikit, bisa dihitung dengan jari.

Selain mudah pergi dan susah diatur, lebah Jawa tergolong jenis binatang yang cukup “misterius”. “Kenapa saya sebut misterius? Sebab jika penghuninya mengejar keuntungan semata dengan memeras madunya, lebah ini akan kabur,” kata guru Pramuka SMAN 2 Boyolali ini.

Perjalanan panjang Sri melestarikan lebah Jawa memang sulit diukur. Sri kerap mengunjungi kuburan-kuburan kuno dan angker demi berburu lebah Jawa.

Ia juga sering menelusuri gua-gua dan rumah-rumah tua yang menjadi tempat tinggal lebah Jawa. Lebah-lebah itu lantas diajak pindah ke pekarangan rumahnya.

“Harus pelan-pelan dan memakai hati. Kalau kita emosi dan marah, lebah Jawa ini tak akan bertahan lama dan segera pergi,” jelas dia.

Related Posts: