budidaya lele dengan menggunakan teknologi bioflok terbukti mendorong peningkatan produksi


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budi daya (DJPB), mendorong penyebaran teknologi bioflok untuk budi daya lele. Pasalnya, budi daya lele dengan menggunakan teknologi bioflok telah terbukti mendorong peningkatan produksi.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan percontohan budi daya lele sistem bioflok di Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Karya Mina Sejahtera Bersama di Desa Duren, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

“Teknologi bioflok telah terbukti meningkatkan produksi lele di lahan yang terbatas. Di samping itu, budi daya lele menjadi lebih ramah lingkungan, hemat dalam penggunaan air dan pakan serta dapat dilakukan di lahan yang terbatas,” tutur Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, pada saat melakukan penebaran benih lele, sebagai tanda dimulainya percontohan budi daya lele sistem bioflok di Desa Duren, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, seperti diansir dari Jitunews (30/8).

 Lebih lanjut Slamet mengungkapkan bahwa budi daya lele dengan sistem bioflok ini efektif dan mampu mendongkrak produktivitas lahan.

“Dengan lahan yang terbatas, produksi lele masih dapat ditingkatkan, di samping itu biaya produksi juga dapat ditekan dan waktu budidaya juga lebih singkat, jika dibandingkan dengan budi daya lele dengan cara konvensional,” papar Slamet.

“Sebagai gambaran, satu lubang atau satu kolam bioflok dengan kapasitas air 10 m3, dengan modal kurang lebih Rp5 juta, dapat dipanen lele kurang lebih sebanyak 1 ton secara parsial selama kurun waktu 2,5 bulan. Apabila harga lele konsumsi adalah Rp15.000/kg, akan dapat diperoleh hasil kurang lebih Rp15 juta. Jadi, pembudidaya akan mendapatkan keuntungan sekitar Rp10 juta, selama kurun waktu 2,5 bulan untuk wadah satu lubang,” jelas Slamet.

Dikatakan Slamet, produksi lele secara nasional dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2011–2015) mengalami peningkatan 21,31% per tahun. Dari 337.577 ton pada 2011, menjadi 722.623 ton di 2015.

“Peningkatan produksi lele per tahun yang mencapai 21,31% ini merupakan kenaikan terbesar dibandingkan dengan komoditas air tawar lainnya seperti nila, mas, patin dan gurami. Ini juga menjadi bukti bahwa pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan serta efisien, mampu meningkatkan produksi ikan,” kata Slamet.
Sumber: Pertanianku.com

Related Posts:

0 Response to "budidaya lele dengan menggunakan teknologi bioflok terbukti mendorong peningkatan produksi"

Posting Komentar