Petani Turun Gunung Jemur Tembakau Rajangan untuk menekan kerugian


Seiring mulainya musim panen tembakau di kawasan lereng Gunung Merapi-Merbabu, kawasan Boyolali kota diserbu para petani tembakau untuk menjemur tembakau rajangan mereka.
Tahun ini, di tengah lesunya pertembakauan, para petani tembakau berharap bisa menekan kerugian.
Pengeringan tembakau rajangan dengan cara dijemur di bawah terik matahari langsung menjadi cara satu-satunya petani tembakau rajangan untuk mengeringkan tembakau hasil panen mereka.
Kondisi cuaca yang tidak mendukung di kawasan atas karena seringkali mendung dan hujan, membuat petani di lereng Merapi-Merbabu terutama di wilayah Kecamatan Selo, terpaksa membawa turun tembakau rajangan mereka.
Proses pengeringan tersebut membuat biaya produksi petani semakin bertambah. Padahal saat ini kondisi pertembakauan tengah terpuruk. Imbasnya, banyak tembakau petani yang tidak terjual sehingga mereka terpaksa melakukan panen dan mengolah tembakau mereka sendiri.
Salah satu petani asal Desa Tarubatang, Kecamatan Selo, Sugeng Widodo (45) saat ini kondisi petani tembakau cukup terpukul. Selain tembakau kurang laku juga ditambah kondisi cuaca yang tak mendukung karena musim kemarau basah. “Bisanya saat ini hanya menekan kerugian,” ungkap dia, Jumat (2/9/2016).
Upaya menekan kerugian tersebut, selain memanen juga mengolah sendiri tembakau mereka. Padahal untuk mengolah tembakau, mereka perlu mengeringkannya ke bawah. Proses pengeringan tentu saja membutuhkan biaya, selain untuk transportasi juga untuk tenaga.
Biasanya untuk pengeringan tembakau rajangan tersebut, menurut dia bisa mencapai Rp 1 juta hanya untuk pekerja borongan saja. Biasanya, tembakau rajangan basah tersebut diangkut dan dibawa ke tanah lapang di Boyolali bawah.
Hanya saja saat ini untuk mencari tanah lapang cukup sulit karena sudah banyak diserbu sesama petani tembakau. Sehingga mereka terpaksa berburu hingga jauh ke bawah, termasuk di wilayah Kecamatan Teras hingga Banyudono.
Untung saja lanjut Sugeng, dirinya terikat kerja sama dengan pabrikan rokok. Sehingga selain mendapat bantuan pupuk dan biaya tanam, dia tidak binggung untuk menjual hasil panenan. Tetapi meski demikian dirinya tetap saja merugi.
“Tahun ini saya pasti rugi, kalaupun untung maksimal hanya Rp 5 juta,” keluh Sugeng yang memiliki lahan tiga hektar tembakau itu.
(joglosemar)

Related Posts:

0 Response to "Petani Turun Gunung Jemur Tembakau Rajangan untuk menekan kerugian"

Posting Komentar