Penyiram Air Keras Pelari di Merbabu Pakai Ransel Oranye, Pelat Nomor Dilacak
Kapolres Boyolali, AKBP Agung Suyono, mengatakan aparat masih menyelidiki pelaku penyiraman air keras terhadap Eni. Polisi juga belum bisa mengambil kesimpulan terkait motif pelaku, apakah ada kaitannya dengan persaingan dalam lomba lari tersebut atau ada motif yang lain.
Eni mengalami kejadian tak terduga itu saat hendak menuju Gunung Merbabu yang kedua atau dari Merapi kembali ke Merbabu, tepatnya di jalur arah basecamp Merbabu, Desa Samiran, Selo, Boyolali, Sabtu malam sekitar pukul 20.00 WIB. Eni adalah pelari untuk kategori 100 km.
Saat kejadian, tidak ada orang yang melihat karena sudah malam dan jalur menuju basecamp Merbabu adalah jalur gelap. “Pelaku dan nomor kendaraan masih kami lacak. Korban hanya melihat pelaku sendirian dan membawa tas ransel warna oranye,” ujar dia didampingi Kapolsek Selo, AKP Joko Warsono.
Mesastila Peak Challenge 2016 adalah ajang lari ultramarathon yang digelar Mesa Hotel & Resort Magelang dan Kementerian Pariwisata. Ajang ini mengambil rute Gunung Andong, Gunung Merbabu, Gunung Merapi, kembali lagi ke Gunung Merbabu, kemudian ke Gunung Telomoyo, dan finish di Gunung Gilipetung.
Salah satu perwakilan panitia Mesastila Peak Challenge 2016, Nur Pahlui, menyayangkan kejadian tersebut. Panitia menjamin seluruh biaya pengobatan dan kepulangan korban ke Tangerang, Banten.
Akibat kejadian itu, Eni mengalami luka parah pada kedua kakinya. Tangan kiri dan sebagian wajahnya juga melepuh. Tas punggung yang tersiram air keras juga rusak yang menyebabkan isi tas Eni berantakan saat kejadian.
Di rumah sakit, Eni ditemani oleh rekannya sesama pelari asal Bandung, Aziz. Aziz memilih tidak melanjutkan lomba lari hingga garis finish dan menemani Eni.
Sumber:solopos.com
0 Response to "Penyiram Air Keras Pelari di Merbabu Pakai Ransel Oranye, Pelat Nomor Dilacak"
Posting Komentar